MENERAPKAN BUDAYA POSITIF DI KELAS
MELALUI KEYAKINAN KELAS
Oleh :
Budi Utomo
Guru SDN Margomulyo 1 Ngawi
Calon Guru Penggerak Angkatan 5 Kabupaten Ngawi
A. LATAR BELAKANG
Budaya Positif adalah Keyakinan dan
nilai yang disepakati bersama untuk dilaksanakan, menjadi kebiasaan bersama
dalam jangka waktu yang lama. Selama masa pandemi 2 tahun terakhir, SDN
Margomulyo 1 Ngawi melaksanakan pembelajaran secara daring, selama pembelajaran
daring tersebut siswa belajar dari rumah, dan interaksi antara guru dan murid
menjadi berkurang. Sehingga banyak budaya atau kebiasaan positif di kelas
maupun di sekolah yang ditinggalkan. Melihat dari alasan tersebut maka budaya
positif perlu ditumbuhkan lagi di sekolah. Proses pembelajaran akan berlangsung
baik dan memuaskan jika budaya positif di kelas diterapkan, sekaligus mendidik
siswa untuk berperilaku positif di luar kelas maupun di lingkungan keluarga dan
masyarakat. Karena sekolah merupakan tempat pembentukan karakter siswa. Sesuai
makna Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara.
Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat?. Dalam proses menuntun, anak diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi bakat dan minatnya sebagai inndividu yang unik.
Guru sebagai pamong dapat memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar. Guru diharapkan memiliki nilai-nilai positif yang dibutuhkan untuk membentuk karakter pelajar Pancasila dengan memberi contoh dan melakukan pembiasaan yang konsisten di sekolah. Pengembangan budaya positif dapat menumbuhkan motivasi instrinsik dalam diri anak untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan berbudi pekerti luhur serta akhlak mulia.
B. TUJUAN AKSI NYATA
- Mewujudkan budaya positif di kelas agar dalam kegiatan pembelajaran di kelas berjalan tertib
- Meningkatkan semangat dan motivasi belajar peserta didik
- Melatih tanggung jawab dan kedisiplinan siswa, agar peserta didik senantiasa melakukan budaya positif
- Menjadi nilai-nilai kebajikan yang patut dicontoh oleh seluruh warga sekolah, dalam melaksanakan budaya positif di kelas maupun di sekolah
- Berkoordinasi dengan kepala sekolah terkait ide aksi nyata yang akan di lakukan di sekolah, dengan meminta ijin, saran dan masukan kepala sekolah terkait aksi budaya positif di kelas.
- Berkoordinasi dengan rekan-rekan guru terkait ide aksi nyata ini, agar diupayakan semua kelas melakukan budaya positif .
- Berdiskusi dengan peserta didik di kelas terkait budaya positif di kelas maupun di sekolah Guru menanyakan kepada peserta didik tentang tantangan, hambatan, keluhan di kelas maupun di sekolah
- Guru menanyakan kepada peserta didik tentang hal apa saja harapan yang diinginkan peserta didik di kelas.
- Siswa mengutarakan budaya positif apa yang akan disepakati untuk dilakukan bersama dengan menuliskannya pada kertas post it. Kemudian kertas hasil pendapat tersebut ditempel di papan, dan disepakati sebagai keyakinan kelas.
- Siswa membuat Poster Keyakinan Kelas Poster yang telah dibuat tersebut kemudian ditempel di dinding kelas
- Mengumpulkan rekan-rekan guru untuk dilakukan diseminasi Budaya Positif di kelas/sekolah.
- Berbagi pengalaman penerapan Budaya Positif melalui keyakinan kelas, sebagai referensi untuk penerapan Budaya Positif di sekolah.
- Terbentuknya keyakinan kelas melalui kegiatan penyusunan kesepakatan kelas oleh guru kelas bersama dengan peserta didik.
- Peserta didik mampu menjalankan keyakinan kelas yang telah dibuat.
- Terjalin komunikasi aktif antara guru, peserta didik, seluruh warga sekolah dan masyarakat
- Dukungan dari Kepala Sekolah, Rekan guru, dan peserta didik agar kegiatan yang dilaksanakan berjalan dengan lancar.
- Sarana dan Prasarana untuk menumbuhkan budaya positif di kelas dan di sekolah.
- Dukungan orang tua dalam pelaksanaan Budaya Positif dengan mengontrol perilaku siswa saat di rumah, serta berkolaborasi untuk memantau perkembangan siswa.